Saya suka mengamati langit. Khususnya pada malam hari. Dari semenjak kecil saya suka sekali menatap ke atas. Menengadahkan kepala saya ke arah atas. Melihat sesuatu yang tidak terbatas. Infinity. Perasaan yang maha luas dapat saya rasakan. Begitu bebas dan menenangkan. Bukan cuma cemerlangnya bulan, kilauan bintang atau misteriusnya gerhana, tapi langit malam begitu memukau saya meski hanya dengan gelapnya saja.
Sewaktu saya
masih kecil. Rumah saya tidak berbentuk seperti sekarang. Masih terdapat pagar
dari tembok yang mengelilingi rumah yang sekarang tergantikan oleh kios-kios
yang disewakan. Saya sering sekali keluar rumah di malam hari dan menaiki pagar
tembok tersebut. Menatap lama bulan apalagi ketika purnama. Mengagumi bintang-bintang
yang terhampar luas. Kadang saya hanya berada di halaman rumah saja menatap ke
arah timur karena di sanalah bagian langit terluas yang dapat saya lihat dari
sana. Ketika dulu di kota saya, Bandung, sangatlah mudah melihat banyak bintang
bertebaran di angkasa. Saat itu polusi cahaya masih sedikit dan sedikit pula
bangunan yang menjulang lebih dari 2 lantai.
Beranjak ke
tingkat sekolah menengah, rumah yang saya tinggali mengalami perubahan besar.
Kios-kios sewaan mulai berdiri menggantikan pagar tembok di rumah. Bangunan tua
di belakang yang sering digunakan untuk menjemur pakaian sudah digantikan
kamar-kamar kontrakan. Tetangga samping kiri-kanan-belakang mulai membangun
rumahnya dengan ketinggian yang lumayan. Beruntung, di atas kamar-kamar kontrakan
tersebut masih berupa bekas coran yang belum dibangun apapun di atasnya. Saya
pindah ke tempat ini untuk mengamati langit malam. Sayangnya pada masa-masa
ini, suasana langit sudah tidak seperti sekarang. Semakin jarang saya temui
bintang-bintang yang berkerlip. Langit Bandung sudah mulai terlalu terang oleh
temaram lampu kota. Saya sering ditemani gitar ungu (yang kini telah almarhum)
saat saya berada di sana. Genjreng-genjreng tidak jelas atau cuma buat beberapa
larik puisi yang pada akhirnya pun saya bakar di tempat itu.
Malam ini.
Suasana langit yang jarang saya temui belakang dapat saya liat. Senja kali ini
cukup menarik bagi saya. Pukul 18:00 WIB langit Kota Bandung masih terang
benderang. Cuaca yang jarang saya liat mengingat dari awal tahun Bandung sering
dilanda awan mendung atau hujan dari sore hingga malam. Beranjak ke malam hari
setelah matahari benar-benar tenggelam. Bulan dengan fase masih setengah
purnama ditemani Jupiter yang bersinar sangat terang mulai tampak terlihat mata
telanjang. Ketika saya melihat ke sekeliling, saya baru menyadari jika lebih
banyak bintang yang terlihat dari biasanya. Mengagumkan karya cipta Sang Khalik
ini. Mungkin pemandangan ini masih kalah dibanding beberapa tahun yang lalu,
tapi setidaknya mengobati kerinduan saya mengamati langit yang begitu
menakjubkan.
Saya beritahu
satu hal. Jika mempunyai waktu senggang di Bandung, cobalah sempatkan berkemah
di kawasan Gunung Puntang. Anda akan mengerti mengapa Gunung Puntang menjadi
salah satu spot favorit saya untuk
melihat bintang.
-------------
Senin, 21 Januari 2013
Menurut kalender astronomi yang saya dapat di tumblr malam nanti akan terjadi konjungsi antara bulan dan Jupiter. Konjungsi ini akan terjadi lagi di tahun 2026 nanti. Saya harap langit malam ini akan cerah sehingga saya dapat mengamatinya.
-------------
Senin, 21 Januari 2013
Menurut kalender astronomi yang saya dapat di tumblr malam nanti akan terjadi konjungsi antara bulan dan Jupiter. Konjungsi ini akan terjadi lagi di tahun 2026 nanti. Saya harap langit malam ini akan cerah sehingga saya dapat mengamatinya.
-------------