Minggu, 29 September 2013

Kesaksian Dari Saya

Dia adalah teman saya. Dia adalah karib saya.
Sekitar 8 tahun yang lalu awal pertemanan kami. Entah siapa dia, tapi dia adalah kawan di kelas sekolah menengah teknik saya. Duduk satu kelas hingga satu meja. Berdiskusi dari masalah electronic controller hingga virus mikrokontroler iseng buatan sendiri. Berbicara mengenai kitab-kitab di mesjid hingga komik doraemon sekalipun. Bertukar ide dari global issue hingga masalah sendal yang tertukar saat jumatan. Obrolan mengenai Tuhan hingga hati. Dia adalah teman saya.
Bagi dia sekolah bukanlah tempat yang menarik untuk mencari ilmu. Tapi setiap orang yang terlibat di dalam sekolah sangat menarik perhatiaannya untuk mencari segala ilmu pengetahuan. Dari kepala sekolah yang labil hingga satpam yang senang mengambil untung dari siswa-siswa. Sekolah cuma ritual, baginya ilmu bisa didapat dari mana saja di alam raya ini. Bahkan ketika tidak ada yang menarik di kelas, dia melirik tempat nongkrong benama WJ hanya untuk sekedar bergurau atau berbincang hal yang mungkin orang lain bilang sepele. Atau saat dia menjadi wakil ketua organisasi keagamaan sekolah dibanding dengan rutinitas skepitisnya. Dia adalah teman saya yang memilih untuk peduli pada ketidakpedulian. Dia adalah karib saya.
Ketika hempasan gelombang ilmu pengetahuan menggugah apa  yang disebut ide untuk melawan, dia datang dengan anak-anak ilham yang menakjubkan. Bukan untuk pamer kepada dunia, tapi melawannya. Sejarah, filsafat, sastra dan seni begitu merasuk pada dirinya. Bahkan ketika Tuhan pun terlibat dalam setiap upayanya. Dia memberi saya arti dari cerah saat buta mungkin hampir menghinggapi. Dia yang memberi saya belati ketika saya mesti menusuk satu mata. Dia adalah teman saya.

Empat tahun dan mungkin lebih dari cukup ketika emosi yang meledak kini tahu kemana harus melangkah, karya. Lewat sentimen lagu rohani hingga jadi alunan palu dan sabit revolusi bergema. Lalu menjadi kakak dari sekian ratus adik-adik dari rahim ibu-ibu saudarinya. Hingga akhirnya jendelalah yang menjadikan dunia tampak jelas untuk dilawannya. Kritik, hegemoni atau hanya gegap yang ditahan hingga gempita sunyinya alam di Puncak Meong. Dia telah buktikan bahwa hal kecil akan menjadi besar ketika dimulai. Dia adalah karib saya.

*untuk seorang teman

Minggu, 08 September 2013

Saya dan Organisasi

Tulisan ini terinspirasi dari mini-blog seseorang yang kemarin malam berkicau mengenai organisasi yang diikutinya saat di kampus. Saat membaca tulisannya tersebut entah mengapa menjadi flashback tersendiri teringat tentang yang pernah saya alami dulu. Momen yang pas juga ketika saat ini saya pun diharuskan membuat daftar riwayat hidup (DRH) untuk pemberkasan CPNS saya. Dalam DRH tersebut terdapat poin pengalaman organisasi, yang menurut tafsir saya tidak termasuk kepanitiaan, terutama yang pernah menjadi pengurus di dalamnya.