All's fair in love and war
Football isn't a game, it's a war
Saya bingung kasih judul apa
postingan ini. Filosofi cinta dalam sepak bola atau filosofi sepak bola dalam
cinta? Ya intinya tentang sepak bola dan cinta. Saya dapet inspirasi dari
Taufhan, kamred sekelas saya yang raja gombal itu. Haha. Sudah empat kali saya
turun dalam pertandingan futsal antar kelas di penghujung semester ini. Kata
dia permainan saya itu merefleksikan sebuah perjuangan cinta. Haha. Ngakak
saya. FYI saya adalah pemain badut di kelas saya. Cuma buat lucu-lucuan karena
saya tidak semahir teman-teman yang lain dalam bermain bola.
Filosofi pertama, bermain bola
itu harus dengan senang hati, jangan terpancing emosi apalagi oleh lawan terprovokasi.
Seperti sebuah cinta, bola itu tidak akan diserahkan lawan dengan sukarela.
Segala upaya bakal dilakukan lawan agar kita tidak bisa merebutnya. Menjatuhkan
kita, membuang bola itu keluar lapangan atau mengoper ke kawan lawan. Semua itu
dilakukan agar kita frustasi dan juga melihat seberapa gigihnya kita berusaha
mendapatkan bola itu.
Kedua, bola itu dikejar walau keliling
lapangan. Layaknya cinta, bola haruslah dikejar agar kita bisa mendapatkannya.
Lawan pun pasti menjaganya. Mempermainkan bola itu sampai kita berlari memutari
lapangan atau bahkan saat kita hampir merebut bola itu malah kena tackel lawan.
Ya saat mengejar itu kita harus bermain dengan hati gembira, jika ga
dapet-dapet jangan sampai frustasi bahkan sampai emosi. Tetap tenang karena
bermain bola itu menyenangkan, sama seperti cinta.
Ketiga, permainan bola dengan
tempo lambat namun efektif itu lebih baik daripada terburu-buru namun
sembarangan. Ketika mendapat bola itu, permainkan dahulu dengan teman-teman
menanti peluang datang dari kelengahan lawan. Walau lama, tapi jika bersabar
peluang untuk menembak ke gawang akan hadir juga. Dengan momentum yang tepat
kita bisa mencetak gol ke hati wanita idaman kita eh salah ke gawang haha. :D
Jika terburu-buru peluang kita akan mudah terbaca lawan dan peluang gagal
semakin besar.
Filosofi keempat. Boleh main
keras tapi jangan main kasar. Sama seperti cinta, kita pun harus meracik
strategi jitu untuk memenangkan pertandingan. Strategi itu mungkin saja bermain
keras. Menjatuhkan lawan. Bahkan keluar kartu kuning atau merah (!). Namun itu
dilakukan demi kejayaan kita. Haha. Dan jangan sekali-kali bermain curang, itu
hanya akan mempermalukan dirimu.
Terakhir, percaya pada teman di
sekelilingmu karena sepak bola adalah pertandingan tim bukan individu. Saat
kita mengejar cinta kita, selalu ada teman yang akan membantu dan mendukung
kita. Teman yang baik tentu akan selalu membantu temannya bahkan saat tidak
diminta namun dibutuhkan. Tapi hati-hati jika ada teman yang tidak sengaja
melakukan ‘gol bunuh diri’. Haha. Semoga tidak ada yang seperti itu.
Ya masih banyak mungkin filosofi
cinta dan sepak bola lainnya yang belum saya pikirkan. Baru segitu aja. Mungkin
kalau ada yang tau bisa komen di bawah. Sebagai penutup ada sebuah quote dalam
pertandingan sepakbola: It’s for the GLORY, not just the VICTORY. Salam :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar