Ini ada kali yang ke sekian saya
menulis tentang kita. Emh mungkin lebih tepatnya tentang kamu, tidak ada saya,
atau barangkali hanya sedikit. Banyak pertanyaan yang lalu lalang di pikiran
saya tentang kamu, dimana kamu dan apa yang sedang kamu kerjakan. Tapi mungkin
saya tidak berhak tahu mengenai semua itu. Lantas tak apalah jika saya mencoba
mencuri sedikit ceritamu agar saya dapat menerka lebih dekat tentang semua
jawaban pertanyaan tadi.
Hingga saat ini, saya merasa
setengah langkah lebih mengenal sosok kamu. Benar seperti yang diduga
sebelumnya, kamu benar-benar dapat untuk melengkapi saya. Meski ternyata
perbedaan kita itu adalah hal yang tidak saya sukai. Kamu pintar dan punya
wawasan luas. Hanya saja gaya mu sesungguhnya kurang saya sukai karena mirip
para kaum ‘elitis’. Perbedaan karena saya tidak suka itu.
Kamu lebih suka menggunakan mata
dan telingamu dibanding mulut atau tanganmu. Saya sejujurnya suka dengan cara
demikian. Terlebih yang membuat saya lebih jatuh cinta pada sosokmu adalah
ketepatan saat dan sesuatu yang dihasilkan mulut dan tanganmu. Hanya terkadang
dirimu hanya terfokus pada satu hal saja. Emh bolehlah saya mengekor polahmu
yang demikian.
Daya nalar atau mungkin lebih
tepat kepekaan prediksimu memiliki 2 sisi yang berbeda bagi saya. Satu sisi ini
mengagumkan dan sisi lainnya: saya tidak suka jika kamu benar. Jauh hari kamu
sudah tahu jika kita dapat bersama itu berarti kita akan selalu saling
menyakiti bukan? Tingkahmu yang selalu menjaga sesuatunya normal-normal saja
sesungguhnya hanya pertahanan diri yang kamu lakukan agar kita tidak saling
menyakiti. Dan saya baru menyadari itu barusan, beberapa menit yang lalu
sebelum saya menulis ini. Ah saya tidak suka jika kamu benar.
Tapi, seperti biasanya kamu selalu menakjubkan
hati saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar