Sabtu, 05 April 2014

#OJT444

Hari itu, 1 Oktober 2013. Saya dipertemukan dengan Opik, Dimas dan Fitri dalam sebuah keluarga bernama KPP Pratama Majalaya untuk melaksanakan sebuah kegiatan bernama On The Job Training. Saya sudah kenal Opik sejak lama. Dia adalah adik kelas saya sewaktu SMP dulu, kemudian menjadi teman satu kelompok saat Dinamika dulu. Lalu Dimas dan Fitri adalah jebolan dari DI Pajak di BDK Cimahi.
Opik adalah pemimpin kami. Meski saya yang paling tua di antara kami berempat, Opik lebih cocok jadi pemimpin kami. Opik lebih supel dan pandai bernegosiasi dengan orang lain. Ditambah pula berpikiran simpel dan tidak ambil pusing. Opik juga bisa dinobatkan sebagai Kepala Seksi Magang dan PKL karena hampir semua anak magang dan PKL dibimbingnya. Tidak aneh jika kebanyakan anak PKL menjadikannya sebagai idol bagi mereka.
Dimas. Musisi bukan atlet. Seorang Gunners yang gemar musik British. Dimas juga cukup supel dengan orang lain hanya saja sikapnya yang terlalu blak-blakan terkadang jadi pedang bermata dua. Cocok sebagai tenaga ekstensifikasi karena suka jalan-jalan dan fotografi. Sikapnya yang slengean membuatnya banyak dikenal orang dan juga beberapa anak PKL naksir dia. Di akhir masa magang, sangat rajin menjadi single fighter berhadapan dengan wajib pajak di meja NPWP.
Fitri adalah satu-satunya wanita di antara kami. Jika sepintas melihatnya saya teringat seseorang yang punya masalah berat badan sama dengan dia (mungkin orangnya juga baca ini hehe peace). Seorang penulis fanfiction. Saking rajinnya nulis, sampai-sampai saat waktu luang atau ga ada kerjaan dia nulis, meski cuma sekedar draft. Liverpudlian juga seperti Opik. Pejuang di TPT tapi belakangan banyak ngurus SPT. Suka menolong orang lain dan cepat serta sigap. Patut dicontoh. Tak heran jadi rebutan beberapa kepala seksi buat dimasukkan menjadi bagian seksi.
Saya sendiri, Gilang. Buntutnya Opik. Kemana-mana ngekor saja. Cuma bisa kasih saran yang kadang ga masuk dengan masalahnya. Saya juga pejuang di Help Desk yang kadang mesti agak ribut dengan Wajib Pajak. Lebih banyak dikasih kerjaan “simsalabim” bareng Opik. Kiper yang sering dibully saat futsal. Suka jalan-jalan sampe dikasih jadwal dropbox paling sering.
Awal masuk ke kantor, saya hanya kenal dengan Opik saja. Dimas dan Fitri yang memang gampang buat bergaul masuk dengan bincang-bincang kami. Hampir tiap sore kami ngumpul di depan ruang subbag umum cuma untuk ngobrol yang seringnya ngaler-ngidul. Dapat juga kami tugas observasi kode etik yang jadi masalah cukup rumit menjelang dan minggu awal OJT. Suasana yang kurang asoy dapat dibereskan dengan santai. Akhirnya kami selesai OJT dengan lancar.
Selesai OJT, kegiatan selanjutnya adalah dropbox SPT Tahunan ke tiap kantor kecamatan. Dari 5 minggu rencana saya dapat 4 minggu dan yang lain hanya 3 minggu. Jika tidak ada kegiatan dropbox, saya dan dimas suka berada di meja Help Desk sedangkan Fitri menerima permohonan NPWP dan Opik bersifat mobile kerjaannya. Akhir Maret 2014, pengumuman penempatan definitif telah memisahkan kami berempat. Fitri tetap di Majalaya. Dimas di Ciamis dan saya di Cianjur masih di Jabar I. Nasib berkata lain untuk Opik dia mesti berangkat menuju Pekanbaru.

Sekian cerita saya. Terima kasih untuk semuanya. Mohon maaf lahir batin. Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar