I. Perkampungan
Asa
Dulu
aku pernah cumbui tanah ini
Menghembuskan
nafasku ke alam raya
Sempat
ku sesali kehidupan fana ini
Tapi,
aku mengerti bahwa asa adalah kekuatan
Sekarang
ku kembali ke asalku
Perkampungan Asa, tempat ari-ari ku menggantung
Lain
masa yang ada meniup maksud
Ketika arus kehidupan memaksaku tuk keluar
Pencarian makna ku mulai dan kini...
Di Perkampungan Asa ku cari asaku
Asa untuk meraihmu dalam dekapanku
Seperti dulu asa mempertahankan hidupku
Dan sekarang akan berbuat sama demikian
Hanya saja kini asa itu ingin ku bagi denganmu
Semoga kau mengerti maksud hati
II. Hati: Tugas atau Petaka
Ketika isyarat malam mengusik perburuanku
Hatiku sejenak berdialog dengan diriku yang lain
“Apakah kau tahu guna diriku ini?”
“Kau
dicipta untuk merasa anugrah-Nya.”
“Lalu apa yang kau rasa dari diriku?”
“Aku merasa kesedihan, tangi dan luka.
Lantas mengapa kau tak punya bentuk?”
“Karena itu yang kau rasa.”
Dialog itu pun berakhir dengan pemikiran dunguku
Apa
guna hati bila hanya merasa mati?
Serasa malam ini tidak berakhir begitu panjang
Dan lengkap diiringi melodi isak tangisku dan langit
Matahariku tak pernah lagi menyinari ladang harapanku
Dan ku ingin malam cepat berakhir
Hingga lekas ku temui Mentari Pagi
Agar hatiku menemukan kesempurnaan dirinya
III. Pertempuran Abadi Ku dengan Dusta
Telah kupilih senjataku yaitu kejujuran
Namun, jujur terlalu karib dengan nyata
Dan kenyataan tak lebih manis dari mimpi
Hatiku yang remuk tak miliki perisai hati
Kemudian aku kalah lagi oleh dusta
Karena aku berhasil mendustai diriku
Ku paksakan cintaku padamu dan ku kalah
Pecundang
dari Akhir Kehidupan selalu kalah
Bayarannya
adalah pagiku takkan pernah terbit
Seandainya
dusta ku kalahkan…
Kesedihan akan mengkarat dalam onggok kotoran
Pertarungan akan ku mulai lagi
Sampai tiba keikhlasan yang dijemput hati
Menjadikan kesempurnaan dalam diriku
Dan aku bisa menerima kenyataan
IV. Mata Hati yang Buta
Detik berdetak dengan lambannya
Mataku menatap dirimu dengan kosong
Sejuta hantu pikiran berwujud kau bergentayangan
Angin berhembus buyarkan perkelanaan
Lalu ku buka kelopak mataku yang satu lagi
Gelap.... tapi, yang kulihat hanya kau
Mungkin karena engkau bercahaya aura magis
Kau, Sang Mentari dengan senyum membelai hariku
Mataku (yang asli) melihat sesosok bayangan di sampingmu
Ternyata jarak di antara kita terlalu jauh tak dapat ku
lihat
Ku tutup mata asliku dan ku lihat dengan mata hatiku
Ini masih malam dan sulit menjadi pagi
Kini ku siapkan diriku mengejarmu di Ufuk Timur
Dari Perkampungan Asa kujujurkan hatiku
V. Ketidaksempurnaan Diriku
Maaf...
segala tentangku tak pernah sempurna
Jangan kau lihat diriku dengan dua matamu
Karena binar matamu tak pantas untukku
Aku lahir dengan cacat di hatiku
Itulah alasan ketidaksempurnaan diriku
Cacat hatiku ialah mudah sekali terluka
Dan sekarang matanya telah buta dan bentuknya hancur
Matanya hanya bisa melihat terang Mentari
Akulah makhluk tanpa kesempurnaan
Kemudian aku menunggu terjaganya semua makhluk
Agar mereka mengetahui ketidaksempurnaanku
Namun, malam takkan berakhir hingga ajal menjemput
Atau aku berhasil bangunkan Matahari di Timur Dunia
Tugasnya ku rasa terlalu lama di bagian Lain Dunia
Kini gilirannya menyinari ketidaksempurnaan diriku
Aku ingin merasa sempurna meski tak sempurna
Karena dengan Mentari hatiku takkan lagi terluka
Tapi, bagaimana mungkin ketidaksempurnaan menaikkan
Matahari?
Hanya bila ia lelah bersinar di negeri bayangan
VI. Mirip atau Sama
Dirimu bercahaya seperti Mentari di Timur
Senyummu secerah Mentari di pagi hari
Merasuk ke relung hati memberi energi
Ku yakini tentang itu mirip sekali
Tapi, kini ku curiga kalian sama
Hal yang ku cari dalam perjalanan asaku
Satu
lagi alasan kemiripan atau kesamaan kalian
Aura
kalian adalah aura Mentari di musim semi
Sekarang
ku yakini kalian adalah satu hal
Hal
keindahan yang ku cari mengganti indah malamku
Dulu ada bintang terang tapi bukan kamu
Kemarin ada bintang jatuh tapi bukan kamu
Mengapa bintang yang jauh ingin ku gapai?
Itulah
butanya mata hatiku pada kebenaran
Kini ku sadari bintang yang terdekat, Matahari
Tapi, harus ku lewati malam ini untuk menemuinya
Dan kini ku tahu Mentari dan kau adalah sama
Ku suka itu mesku sulit ku dapatkanmu
VII. Di Ufuk Timur
Gelap masih menyelimuti kota tuaku
Pekat malam pun tetap berhias mutiara langit
Walau ku pandang atas begitu cerah dengan kilau
Hatiku masih mendung tapi tidak hujan
Ku pikir inilah saat tepat mengakhiri kegelapan masaku
Lalu ku mulai mencari dirimu di Ufuk Timur
Yang bisa menyinari dan menghangatkan hariku
Kadang ku pikir hidup bagai siang dan malam
Kadang siang, kadang malam dan malamku ku rasa terlalu
panjang untuk kujalani
Inilah akhir keputusan diriku
Aku akan membangunkan Matahari di Ufuk Timur
Agar
terang bagi masa depanku nanti
Dan akan ku jaga ia agar tetap tersenyum
Dalam kehangatan cahaya Mentari niscaya ku bahagia
Ku tahu perjalanan ke Ufuk Timur takkan mudah
Karena
banyak halang rintang membentang
Lembah
Kejujuran Hati..., Jurang Kesetiaan…,
Gunung
Pemujaan…, Sungai Asa Derita…,
Selat Perbedaan, dan Laut Keikhlasan
Itu yang harus ku hadapi
Tapi yang terberat yang harus ku lawan
Sisi
Lain Dunia yang kau sinari
Apakah aku dapat bangunkan Kau, Mentari?
Agar kulihat harapan di pagiku
Dan semua hanya bisa terjadi di Ufuk Timur
VIII. Sisi
Lain Dunia
Fana…
Sifat
Dunia yang selalu kau sinari
Namun
betapa tangguhnya Dunia yang kau sinari
Hingga
aku tidak bisa mengalahkannya
Aku
mohon, beri aku senyummu
Agar
aku masih bisa berjuang membangunkanmu
Sisi ini terlalu berat untuk ku pikul
Bila ternyata kau masih betah menyinarinya
Maka ingatlah sisi lain dunia yang ingin disinari kau
Dan aku pun akan terus menantimu
Di
ladang harapan sisi lain dunia ku
Aku tahu membangunkan mu agar terbit tidak mudah
Dan aku tak dapat kendalikan diriku
Di batas angan yang kukura tak mungkin
Aku berdiri mengumandangkan teriakku
“Aku akan tetap di sini, menunggumu
Sampai
fajar pagi darimu tiba di ladangku
Meski
ada lain dunia yang ingin kau sinari.”
IX. No
Reason To Forget You
No
reason to forget you
And
I can’t find it anywhere
I
know you are with someone else
But
I am still waiting here
You
have to know something
You
are my reason to still live in this world
And
I want to say something
What
am I guilty if you are in my heart?
But
I want you can make me happy
So,
make my life bright with your light
My
Sun, my night is too long for my life
I
need happy day for my nightmare
And
only you can do it
Wake…wake
up… in my heart
My
heart will take a bath with happiness
Let
me to ask to you
What
am I in your heart too?
Although
a few, it shall make me feel good
I
am going to awake you with all my mighty
If
I’m falling down, it’s only for you
Cause
you are my Sun for lighting my farm
Can
you run away from the other side of world?
I
can’t speak too much about you
Cause,
no reason to forget you
X. Isyarat
Mentari
Aku
berdiri di atas Gunung Pemujaan
Tempat
meninggikan segala sesuatu dengan pujian
Dan
juga inilah batas lading harapanku dan sisi lain dunia
Aku mengintip ke arah Ufuk Timur
Bulan tersenyum dengan sabit melihat lakuku
Di
angkasa sana ku
lihat sesosok Mentari bersinar
Ia
hanya beri isyarat dengansenyumnya
Entah
apa yang hendak ia ucap
Aku
tak mengerti…
Tapi
senyumnya membangkitkan ladang harapanku
Aku
tak paham isyaratnya…
Ku
harap isyarat Mentari adalah pengertian
Sampai fajar menyingsing aku klan tetap di sini
Menantimu, Mentari...
XI. Dibunuh
Mimpi
Sekali
lagi aku merasakan pahitnya kenyataan
Kenyataan
memang selalu lebih pahit dari mimpi
Sekedar
mimpi yang selewat melintasi pikiran
Menjadi
teman khayalanku
Segala
diceritakan mimpi sungguh indah
Tak
seperti kenyataan yang pahit
Tapi
apa yang dilakukan mimpi di belakangku?
Ia
mencoba menikamku dengan kepalsuan
Kenyataan
yang pahit menyelamatkanku
Memberitahuku
bahwa mimpi hanya fiksi belaka
Tapi,
nyata ku pikir hanya mempesismiskanku
Dalam
perjuangan membangunkan matahari
Kemudian
aku bersama mimpi lagi
Di
gerbang penantian yang tak pasti
Mentari, kunanti kau di Ufuk Timur
Menyinari
asa-asaku sebelum ku mati
Karena
hidupku hanya untukku
Walau
ku tahu itu tak mungkin
Ku yakin hatiku tersentuh hangat sinar auramu
Kau, Mentari ku
Aku, dalam kegelapan malam panjang
Menanti pagi yang tak kunjung datang
Karena
Mentari ku di sisi lain dunia
Maka
kemarilah Mentari ku...
Ku bangunkan agar kau terbit
Mentari ku…, tuan putriku berjuluk Aphrodite
XII. Cerita
ke-12 (Hanya Harapan)
12 bulan lalu aku terus mengejarmu dirimu
Dari Perkampungan Asa ku datang
Coba jadi peri di antara embun pagi
Lalu kau berpaling padaku
“Aku telah datang dan kan bersinar.”
Fajarku menyingsing kemudian hari mulai terbakar
Betapa mesranya aku dengan Matahari
Duduk berduaan menjadi saksi hati
Wajtu berlalu dan jadi prasasti
Asaku jadi nyata seperti percayaku
Dangan keberanian seorang pencundang
Lalu Matahari bangun dan terjaga
Ingin rasanya berbincang denganmu
Dalam keyakinan akhirnya kau datang
Dan benar kau datang
Sinari
ladang asaku
Biar
tumbuh
Kemudian
Jadi
buah
Dan…
Aku
cinta Kau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar